Sunday, April 28, 2019

*MEMBANGUN KUALITAS BISNIS YANG SETARA ATAU LEBIH BAIK*

*MEMBANGUN KUALITAS BISNIS YANG SETARA ATAU LEBIH BAIK*

_oleh : Rendy Saputra_

*Subscribe* >> http://bit.ly/gabungkrbn

**********

Disebuah restoran ayam cepat saji, terpampang besar sebuah tulisan :

"Ada 10 juta potong ayam yang kami hadirkan untuk pelanggan, setiap hari di seluruh dunia."

Tulisan itu sebenarnya ingin membangun persepsi bahwa restoran ini besar dan mendunia. Membaca tulisan itu, persepsi pasar yang terbangun kurang lebih seperti ini...

"Keren ya, 10 juta potong... dikali 20.000 udah berapa tuh?"
"Beuh.. berapa restoran ya itu kira-kira.. 10 juta orang makan ke restorannya setiap hari.."
"Keren memang ini resto.."

Itulah kesan yang mendalam yang kita bisa rasakan.

Namun mata Saya sedikit menafsirkan berbeda. Mengapa ada restoran brand luar negeri yang bisa diterima dengan baik di negeri ini. Restoran ini kemudian memiliki 500 lebih gerai di Indonesia dan kemudian mencetak angka sales 4,8 triliun pada tahun 2016. Gross profit yang tercipta sekitar 3T, dan laba akhir sekitar 200M per tahun.

Sebagai anak bangsa, rasanya kita perlu mencontoh banyak kebaikan dari restoran ini. Bagaimana mereka membangun layanan, memastikan rasa, menjaga pelanggan dan berbagai kegigihan operasional bisnis yang kokoh.

Dalam beberapa kanal berita, restoran cepat saji ini bahkan akan membuka konsep resto "scale down", dimana sebuah tempat makan tidak perlu luas, yang penting dapat menjangkau pesanan delivery.

Lihatlah betapa gigih dan seriusnya sahabat pebisnis kita. Lihatlah betapa bertekadnya sahabat kita berjualan, hingga mencetak 4,8T per tahun.

Dunia semakin tipis batasnya. Persaingan akan semakin terbuka. Pilihannya hanya 1 : membangun kualitas bisnis yang setara atau lebih baik. Itulah pilihan kita.

*****

Sahabat, ketika brand perusahaan negeri lain begitu gigih bermimpi menguasai dunia, mengapa kita tidak. Saya rasa, sahabat kita tersebut juga memulai mimpi dari hal yang kecil.

Sahabat, ketika sahabat pebisnis kita dari luar negeri mampu membuka gerai dengan masif di negeri ini, mengapa kita tidak bermimpi untuk membuka gerai di negeri mereka?

Mengapa kita tidak pernah bermimpi untuk melayani miliaran populasi dunia?

Mengapa kita selalu merasa inferior dan tidak pantas untuk membangun sesuatu yang besar?

Sudah saatnya kita BERDAYA di Negeri Sendiri.

Sudah saatnya kita membangun sebuah entitas bisnis yang besar dan mendunia.

Sudah saatnya....

*KR Business Notes*
_Senin, 29 April 2019_

**********

_Silakan forward tulisan ini ke linimasa Anda, atau sahabat terkasih Anda._

_Bagi yang ingin berlangganan tulisan bisnis Kang Rendy, silakan klik ---> http://bit.ly/gabungkrbn , terima kasih_

Dapatkan video terbatas materi Kang Rendy dengan topik *_"Sustain dalam Bisnis"_* berdurasi 40 menit dengan klik bit.ly/SustainingBusiness

Dapatkan materi pembelajaran bisnis dari kang Rendy yang lebih lengkap dengan join di saudagaracademy.com berlangganan 99rb/bulan. Silahkan klik website nya untuk informasi lebih lanjut

Saturday, April 20, 2019

RESULT

*RESULT... RESULT.. RESULT*

_oleh : Rendy Saputra_

*Subscribe* >> http://bit.ly/gabungkrbn

**********

Begini ya...

Kita tuh gak bisa maksa orang percaya pada apa yang sedang kita lakukan... selama memang hasilnya belum kelihatan.. wajar donk.. hasilnya aja belum ada...

Kita juga gak bisa maksa seseorang untuk mengapresiasi atas apa yang sedang kita jalani.. kan baru dijalani.. belum ada hasilnya...

Ya kalo ada yang mengapresiasi... ada yang percaya.. anggap aja bonus.. jangan terlalu happy dulu...

Saat kita sedang berjuang... kita gak usah berharap sama apresiasi lah.. jalan aja...  gak usah juga terlalu sakit hati atau baper saat ada yang mengecilkan... karena keduanya sebenarnya mirip2 : bonus dalam perjalanan..

Ketika sudah terbukti berhasil.. yang mengapresiasi akan benar-benar mengapresiasi.. gak hanya basa-basi ... yang suka merendahkan dan tidak percaya juga akan terbungkam dengan sendirinya... malah mungkin balik memuji...

So... bekerja saja.. sing fokus.. sing disiplin.. sing konsisten... gak usah terbuai dengan pujian.. gak usah baper dengan hinaan...

Mau ada yang apresiasi atau tidak.. Ada yang mendukung, ada yang meragukan.. ya gak usah baper... jalan aja terus.. sambil terus rendah dan jangan sok tahu... banyak mendengar..

Bismillah deh ya... gerak aja lah... gak usah banyak baper... hehehehee...

Yang memuji dan mengapresiasi kita saat kita sedang berjuang.. ucapkan terima kasih dan doakan... tapi jangan GR... da hasilnya juga masih belum jelas

Yang menghina dan merendahkan.. ya wajar.. hasilnya aja belum ada.. wajar lah mereka begitu... bungkam saja dengan hasil kerja..

RESULT... RESULT.. RESULT...

Proses mah cukup Allah saja yang melihat dan memberi balasan.. sebaik-baik pembalas dan penghitung.. Al Hasib... tak akan keliru menghitung amal Anda..

*KR Business Notes*
_Ahad, 21 April 2019_

**********

_Silakan forward tulisan ini ke linimasa Anda, atau sahabat terkasih Anda._

_Bagi yang ingin berlangganan tulisan bisnis Kang Rendy, silakan klik ---> http://bit.ly/gabungkrbn , terima kasih_

Dapatkan video terbatas materi Kang Rendy dengan topik *_"Sustain dalam Bisnis"_* berdurasi 40 menit dengan klik bit.ly/SustainingBusiness

Friday, April 19, 2019

HEROISME EKONOMI

*HEROISME EKONOMI*

_oleh : Rendy Saputra_

*Subscribe* >> http://bit.ly/gabungkrbn

**********

Sempat santer terdengar berita tentang perang ekonomi antara Amerika dengan China. Saya sudah lama membangun istilah "perang ekonomi", bahwa memang peperangan combatan yang dahulu terjadi trlah berubah bentuknya. Medan konflik itu saat ini terjadi di medan market.

Sebuah video pendek mengutip pidato Presiden Trump :

"Saya respect sama China, Saya respect Sama Xi (Presiden China), tetapi mereka menyakiti kita 570 Milliar Dollar..."

Apa itu menyakiti 570 Milliar Dollar? Bahkan kalo gak salah dengar, Trump pake kata "stabbing" yang artinya menusuk...

Itulah defisit perdagangan. Antara jumlah nilai perdagangan Amerika ke China.... dikurangi dengan jumlah perdagangan China ke Amerika, jumlahnya minus 570 M USD. Berarti barang China masuk 570 M USD lebih banyak ke US. Dalam makna lebih dalam, China berhasil ambil aliran uang 570 M USD dari US. Lebih dari setengah PDB Indonesia yang 1T USD setahun. Sadis banget kelebihannya...

Akhirnya, agar barang china gak masuk lebih banyak, Trump hajar tarif masuk atas barang china. Yang dulu tarif bea masuk barang china mungkin hanya 10 USD, dihajar jadi 30 USD.

Tarif bea barang masuk dinaikkan...
Otomatis harga barang produk China di US akan tinggi...
Maka menanglah produk dalam negeri... karena akhirnya produk nasional akan jauh lebih murah. China pusing.

Tapi China gak tinggal diam, China juga naikin tarif masuk atas barang-barang US yang mau masuk ke China. Saling balas, saling tusuk di tarif, saling tekan.

Perang sudah ditabuh per 6 Juli kemarin, konon perang tarif ini sudah efektif dijalankan. Entah bagaimana kondisi arus perdagangan antar kedua negara, jika terus saling serang, kemungkinan kedua negara ini tidak akan saling berdagang lagi, entah bagaimana tatanan ekonomi dunia setelahnya.

******

Banyak pihak yang menyayangkan sikap Trump. Dunia jadi tegang. Dan saling beri ancaman. Indonesia juga kena hantam peringatan atas tarif textil. Negeri ini memiliki jumlah eksport yang tinggi ke US.

Ditengah berbagai ketidak-sukaan kita terhadap Trump,  angka-angka parameter ekonomi di Amerika Serikat menunjukkan banyak perbaikan.

Dalam periode Trump ini, angka pengangguran menyentuh titik terendah.

Pabrik-pabrik dalam negeri US mulai bergeliat beroperasi.
Mall-mall mulai kehadiran traffic pengunjung yang cukup signifikan.

Inilah HEROISME EKONOMI yang ditunjukkan Presiden Trump. Gaya Redneck yang hajar sana sini ternyata dilandasi rasa heroisme yang tinggi. Trump gak mau bikin kebijakan populis yang mengundang tepuk tangan tapi nyusahin negaranya, dalam benak Saya, Trump seakan pengen bilang gini..

"Ini negara ane, ane mau ngelindungin produk negara ane, ente mau apa? ente ye... lebihan masukin barang 570 M USD ke negeri ane... harusnya ane yang surplus perdagangan ke ente..."

Hehehehe...

*****

Saat Saya melintas di Seoul Station, ada pemandangan menarik, Saya melihat ada 2 restoran waralaba fast food yang berdekatan. Yang pertama adalah McD milik Amerika dan yang kedua adalah Lotteria milik Korea Selatan.

Korea Selatan ini koalisi kuatnya AS. Jelaslah mereka gak ada masalah dengan produk AS.

Silakan masuk, silakan jualan, silakan saja...

Tetapi engkau tak akan aku biarkan jualan sendiri, aku akan hadir menghantui outletmu... dimana aku akan menjaga uang bangsaku agar tetap membeli produk bangsa sendiri.

Lotteria tegas menempel ketat McD. Pemandangan yang Saya lihat adalah simbol dari HEROISME EKONOMI. Sebuah pemandangan yang cukup menggugah jiwa Saya secara personal : "Ternyata Korea Selatan melawan..." .... EPIC PISAN

*****

Negeri Indonesia ini dimerdekakan dengan PROKLAMASI. Kita merdeka 17 Agustus 1945. Jepang yang sedang menjajah negeri ini dihajar Amerika. Bom atom Nagasaki dan Hiroshima menghancurkan mental Jepang. Semangat Jepang sebagai penakluk Asia kandas.

Ketika Jepang menjajah Indonesia, mereka juga menjajah Korea Selatan. Jadi... antara Indonesia dan Korea Selatan, punya derita sama... relatif sama-sama pernah dijajah sama doraemon. Hehehehe....

Maka gak heran jika Korea Selatan ini merdeka di 15 Agustus 1945. Selang 2 hari doank. Selisih merdeka 2 hari, tetapi selisih jarak capaian pembangunannya jauh berbeda... hehehehe... Saya gak akan bahas sekarang..

Kembali ke bahasan...

Ketika Indonesia dan Korea Selatan sama-sama memproklamirkan kemerdekaan, negara-negara imprealis gak terima akan hal ini. Jadi mereka mau jajah balik.

Maka agresi Belanda dan Inggris terjadi beruntun paska 17-8-1945.

Urutan ini semua, menunjukkan kepada kita bahwa kemerdekaan itu ternyata dipertahankan. Proses perjuangan panjang yang terjadi adalah proses mempertahankan kemerdekaan. Disinilah HEROISME ditunjukkan oleh Bung Tomo. Agresi pasukan perang profesional Inggris harus menyerah di Surabaya.

Semangat inilah yang ingin Saya angkat di setiap hati anak bangsa : MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN dengan HEROISME EKONOMI.

Cari saja datanya, berapa defisit perdagangan negeri ini dengan negara-negara lain.

Hari ini kita eksport bahan baku ke Korea Selatan dan dari Korea Selatan, produk jadi yang telah diolah lalu dikirim kembali ke Indonesia.

Rumput laut negeri ini dieksport ke Korea Selatan, dan dari Korea Selatan, rumput laut ini kemudian diolah dan dijual berkali-kali lipat ke Jepang. Seakan-akan negeri ini gak bisa ngolah rumput laut apa ya?

*****

Sahabat sebangsa... HEROISME EKONOMI...

Berusaha menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan bangsa sendiri.

Memastikan setiap uang yang telah beredar di negeri ini, tidak mengalir deras keluar negeri.

Memaksa aliran uang masuk kedalam negeri, entah investasi, wisatawan asing, transferan uang dari pekerja luar negeri.

Menjaga sebaran kekayaan dengan membantu usaha kecil menengah agar tetap hidup dan dapat orderan dari pengusaha besar.

Memastikan PRODUK NASIONAL tegak berdiri diatas persaingan pasar.

Semoga...
Semoga...
Semoga...

Selamat menikmati PERANG EKONOMI. Hanya negeri yang dipenuhi anak bangsa berhati HEROIK lah yang mampu melewatinya.

"Salah satu cara bertahan paling baik adalah dengan melawan, bukan sekedar menahan serangan."

*KR Business Notes*
_Sabtu, 20 April 2019_

**********

_Silakan forward tulisan ini ke linimasa Anda, atau sahabat terkasih Anda._

_Bagi yang ingin berlangganan tulisan bisnis Kang Rendy, silakan klik ---> http://bit.ly/gabungkrbn , terima kasih_

Dapatkan video terbatas materi Kang Rendy dengan topik *_"Sustain dalam Bisnis"_* berdurasi 40 menit dengan klik bit.ly/SustainingBusiness

Thursday, April 18, 2019

*REPOSISI DARI KONSUMSI KE PRODUKSI*

*REPOSISI DARI KONSUMSI KE PRODUKSI*

_oleh : Rendy Saputra_

*Subscribe* >> http://bit.ly/gabungkrbn

**********

Fokus masalah utama bangsa hari ini adalah KESEJAHTERAAN, bukan yang lain. Jadi kita harus berfikir dan bertindak keras untuk itu.

Kunci kesejahteraan bangsa itu sederhana. Ada dua langkah besar.

Pertama, perbanyak produksi dalam negeri dalam bentuk barang dan jasa, ini namanya Produk Domestik Bruto atau PDB, dengan begini, kekayaan akan lebih banyak beredar di masyarakat.

Yang kedua adalah distribusi, kekayaan ini harus kita pastikan merata. Hari ini 4% populasi negeri menguasai 90% kekayaan yaang beredar didalam negeri. Timpang sekali.

Jika bangsa ini hanya fokus mengkonsumsi saja, maka uang akan terbelanjakan, itu pasti. Ketika produk yang kita konsumsi bukan KARYA anak negeri, maka uang akan keluar dari negeri ini. Poin pertama dari kunci kesejahteraan akan hilang.

Mari buka ingatan akan produk yang kita konsumsi hari ini. Perhatikan saja brand nya, milik nasional atau asing. Setelah sadar milik asing, coba cek turunan bahan bakunya, lalu coba telusur proses hulu nya. Kita akan menemukan rangkaian proses bisnis yang sama sekali tidak menguntungkan bangsa sendiri. Triliunan rupiah mengalir ke tangan asing.

Maka kita harus memaksa diri kita untuk menjadi bangsa yang memproduksi sesuatu, membuat sesuatu, memenuhi kebutuhan anak bangsanya sendiri.

*****

Ada beberapa poin strategis, mengapa kita harus memproduksi kebutuhan kita sendiri.

1. Hanya negara manufaktur yang dapat menyerap tenaga kerja dengan massive.

Hari ini angka pengangguran sangat tinggi. Itu pun sudah dikurangi tenaga kerja yang bekerja di sektor informal, dimana banyak sahabat muda yang digaji tidak layak. Karena memang bekerja di kaki lima.

Semua ini terjadi karena kita hanya negeri pemakai. Mulai dari mobil, pesawat, smartphone, turbin dan banyak kebutuhan negeri ini, tidak diproduksi oleh negeri ini. Ini yang kemudian membuat kita hanya menjadi penjual. Makan margin barang. Hanya gerak di fungsi distribusi. Tidak membuat sesuatu sama sekali.

Jika kita memproduksi, maka pabriknya di Indonesia, seluruh proses bisnis dari hulu sampai hilir akan dilakukan oleh anak bangsa sendiri. 135 juta anak bangsa akan mendapatkan pekerjaan yang layak. Proses produksi akan membutuhkan banyak SDM untuk terlibat.

2. Hanya dengan memproduksi sesuatu, tenaga ahli researcher kita jadi terpakai.

Dengan membuat sesuatu, kita akan memiliki anggaran untuk membayar para ahli dan researcher. Kita akan mampu membayar para Doktor secara layak. Para peneliti akan punya anggaran untuk melakukan penelitian.

Akan lahir produk baru, produk masa depan, proses bisnis yang lebih murah, mudah dan berkualitas. Semua itu bisa kita bayar jika memang proses produksinya kita kuasai. Kalo kita hanya pemakai atau penjual, darimana kita mau belanja riset?

Dengan memproduksi, kita dapat MEMULANGKAN KEMBALI Diaspora Bangsa ini yang tercerai berai ke negera lain. Mereka bukan tidak cinta negeri ini, tapi ilmu dan kapasitas mereka tidak bisa dipakai dan dihargai di negeri ini. Karena mereka tenaga ahli, tenaga riset, tenaga pemikir.

Jika bangsa ini hanya berfungsi menjualkan, untuk apa para Doktor turun jaga toko?

Pulangnya para Doktor (S3) akan mempercepat pembangunan. Keilmuwan yang dipadukan dengan tekad pembangunan akan melesatkan bangsa ini.

3. Konsep negara produksi akan menjaga arus uang tetap didalam negeri, bahkan menyedot arus uang dari luar.

Dengan membuat produk sendiri, semua ongkos produksi yang terbeban ke harga barang akan kembali ke anak negeri.

Jika kita menggunakan produk asing, dan tidak memberikan alternatif produk nasional untuk anak bangsa sendiri, maka uang belanja konsumsi ini akan lari ke luar negeri : FLIGHT CAPITAL.

Pabriknya di luar negeri, buruhnya bukan orang Indonesia, biaya produksinya berada di luar negeri, begitu dijual ke anak negeri, artinya kita sedang membiayai proses itu semua. Uang keluar.

Berbeda jika kita membuat produk untuk diri kita sendiri. Suka gak suka kita harus belanja barang, belanja mobil, belanja TV, belanja pesawat, jika semua hal itu kita yang produksi, maka uang akan berputar kembali didalam negeri.

4. Bangsa Indonesia yang kaya sumber daya alam, membutuhkan proses lanjutan untuk menambah nilai jual.

Ratusan juta ton batu bara terproduksi setiap tahunnya. Ratusan juta ton batubara tersebut dieksport keluar negeri untuk MENTENAGAI bangsa lain membangun lini produksi negerinya.

Batu bara kita mentenagai pabrik mereka, melelehkan baja mereka, mentenagai produksi mereka. Akhirnya kita hanya mendapat 100$ kurang lebih untuk setiap ton-nya.

Bayangkan jika batu bara tersebut masuk ke PLTU negeri sendiri. PLTU swasta nasional. Lalu kita produksi listrik untuk bangsa kita sendiri. Bahkan kita jual ke ASEAN.

Bayangkan jika batu bara tersebut kita gunakan sendiri di pabrik-pabrik baja kita, di pabrik-pabrik manufaktur kita, tentu nilai 100$ per ton akan menjadi lebih nilainya. Ia menjadi nilai tambah lebih lanjut. Mentenagai produk dalam negeri.

Begitu juga sumber daya yang lain. Kita harus menjaga bahan baku negeri ini agar kita gunakan sendiri. Kita gunakan pada proses pembuatan produk nasional.

Kita akan bikin pesawat.
Kita akan bikin mobil.
Kita akan bikin smartphone.
Kita akan bikin produk elektronik
Kita akan bikin sepeda motor.
Dengan bahan baku dalam negeri.

5. Bangsa yang mampu memproduksi kebutuhannya, akan menjadi bangsa yang mandiri. Besar dan disegani.

Setelah kita mampu memenuhi kebutuhan negeri kita sendiri, kita akan memiliki harga diri.

Kita akan membangun industri pertanian dan perkebunan yang efisien. Produksi beras nasional akan berada diatas kebutuhan dalam negeri.

Industri peternakan kita akan maju dan pesat. Biaya produksi akan turun, kualitas akan naik, suatu hari kita akan menjadi negeri pengekspor daging pangan terbesar dunia.

Kita akan membuat pesawat tempur sendiri, kapal induk sendiri, persenjataan sendiri.

Ini semua ujungnya kemandirian, harga diri, keberdayaan. Inilah kondisi BANGSA BERDAYA yang kita cita-citakan.

*****

Share tulisan ini, perluas narasi kebangsaan ini, bangunlah kesadaran anak bangsa untuk bersemangat untuk berkarya, membuat sesuatu.

Mari nyalakan lilin...
Dan berhenti mengutuk kegelapan...

Mari membangun...
Dan berhenti sekedar berkomentar...

Mari bersatu...
Dan berhenti bercerai berai...

*KR Business Notes*
_Jum'at, 19 April 2019_

**********

_Silakan forward tulisan ini ke linimasa Anda, atau sahabat terkasih Anda._

_Bagi yang ingin berlangganan tulisan bisnis Kang Rendy, silakan klik ---> http://bit.ly/gabungkrbn , terima kasih_

Dapatkan video terbatas materi Kang Rendy dengan topik *_"Sustain dalam Bisnis"_* berdurasi 40 menit dengan klik bit.ly/SustainingBusiness

DESIGN SOUVENIR ULANG TAHUN ANAK ANAK











*MEMBANGUN KUALITAS BISNIS YANG SETARA ATAU LEBIH BAIK*

*MEMBANGUN KUALITAS BISNIS YANG SETARA ATAU LEBIH BAIK* _oleh : Rendy Saputra_ *Subscribe* >> http://bit.ly/gabungkrbn ********** ...